Bandung – Setiap tahun, ratusan kasus kebakaran terjadi di Kota Bandung. Tidak sedikit yang menimbulkan kerugian besar, bahkan mengancam keselamatan jiwa. Belajar dari kenyataan itu, DPW PKS Jawa Barat mengambil langkah antisipatif dengan menggelar Pelatihan Simulasi Kebakaran—agar kantor partai sebagai aset publik dan milik kader tetap aman, nyaman, dan terjaga.
Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Barat menggelar Pelatihan Simulasi Kebakaran dan Sosialisasi Penggunaan Alat Pemadam Api, baik tradisional maupun modern. Kegiatan yang berlangsung di Kantor DPTW PKS Jawa Barat pada Ahad (28/9) ini menjadi langkah penting dalam memperkuat kesiapsiagaan organisasi menghadapi potensi kebakaran.
Kantor DPTW PKS Jawa Barat bukan sekadar simbol organisasi, melainkan juga ruang strategis bagi para kader untuk berkumpul, merencanakan program, dan menyusun berbagai usulan kebijakan publik. Karena itu, keamanan dan kenyamanan kantor menjadi hal yang harus dijaga bersama.
Wakil Sekretaris Personalia, Rumah Tangga, dan Standarisasi Kegiatan Partai, H. Otang Suparlan, S.Pd.I, menegaskan, pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen menjaga amanah.
“Partai ini mendapatkan dukungan, baik dari kader maupun dari negara. Maka sudah sepatutnya kami memastikan aset yang ada terjaga dengan baik,” ujar Otang.

Ia menjelaskan, kesiapsiagaan tidak bisa dianggap remeh, sebab risiko kebakaran selalu ada.
“Simulasi kebakaran ini adalah ikhtiar kesiapsiagaan, agar kita tidak lengah dan bisa meminimalisasi risiko kerugian bila suatu hari terjadi hal yang tidak diinginkan,” imbuhnya.
Lebih jauh, Otang menekankan bahwa langkah ini bukan sekadar formalitas teknis.
“Kesiapsiagaan ini bukan sekadar prosedur, tetapi wujud kepedulian dan tanggung jawab kita menjaga amanah bersama,” katanya menutup.
Pelatihan ini menghadirkan Sugianto, instruktur dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bandung. Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya kesadaran organisasi dalam menyiapkan diri sebelum kejadian darurat benar-benar terjadi.
“Kesiapsiagaan adalah kunci. Pelatihan ini sifatnya preventif, untuk meminimalisasi kerugian. Jangan sampai kebakaran sudah terjadi baru kita latihan, itu percuma,” jelas Sugianto.

Ia juga mengingatkan bahwa sebagian besar kebakaran dipicu kelalaian, mulai dari alat pemadam api ringan (APAR) yang sudah kedaluwarsa tidak diganti hingga kelalaian kecil sehari-hari.
“Kebakaran itu api yang tidak terkendali dan tidak diinginkan, yang menimbulkan kerugian. Biasanya karena kurang disiplin. Kalau kita tidak siap, kejadian kecil bisa berakibat fatal,” tambahnya.
Data Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandung mencatat, sepanjang tahun 2024 terjadi lebih dari 300 kasus kebakaran, mayoritas disebabkan oleh korsleting listrik dan kelalaian manusia. Bahkan beberapa kejadian menimbulkan kerugian hingga miliaran rupiah. Fakta ini menunjukkan bahwa risiko kebakaran nyata adanya, dan dapat menimpa siapa saja, termasuk fasilitas publik dan kantor organisasi.
Karena itu, DPW PKS Jawa Barat berkomitmen menjadikan simulasi kebakaran ini sebagai agenda rutin. Harapannya, seluruh pengurus, staf, hingga kader yang beraktivitas di kantor DPW memiliki pemahaman dan keterampilan dasar menghadapi situasi darurat.
Melalui kegiatan ini, PKS Jawa Barat ingin menegaskan bahwa kesiapsiagaan bukan hanya urusan teknis, tetapi bagian dari tanggung jawab moral menjaga aset bersama. Dengan kesiapan sejak dini, kantor DPW dapat terus menjadi tempat yang aman dan nyaman, tempat kader berkhidmat dan melayani masyarakat Jawa Barat.